Rabu, 23 Desember 2015

Berpakaian Tapi Telanjang?



Akhir zaman ditandai dengan makin besar peran wanita dalam kehidupan politik, sosial dan ekonomi. Namun sayangnya peran wanita dalam keluarga makin menipis. Sementara kehadiran wanita shalihah menjadi langka meskipun wanita berhijab makin banyak tak berarti identic dengan keshalihannya. Lalu ada apa dengan hijab pada akhir zaman ini?

Saat ini tak sulit menemukan wanita yang berbusana muslimah. Mulai dari para remaja hingga anak kecilpun tak ketinggalan dipermak oleh ibunya dengan jilbab yang lucu. Jilbab sudah menjadi trend mode yang tak kalah bersaing dengan mode barat. Sayangnya masih ada jilbab sekedar mode tanpa mengindahkan batasan syariat. Jilbab lebih banyak dipahami sebagai kain penutup rambut wanita yang lebih cocok berfungsi seperti kerudung. Bahkan sebagian kerudung masih memperlihatkan sebagian rambut depan. Ada juga kerudung yang diikat di leher tidak menjulur hingga dada. 

Jilbab sebagaimana disimpulkan oleh Al Qurthuby: "Jilbab adalah pakaian yang menutupi seluruh tubuh". Kecuali Wajah dan telapak tangan. Hal ini seperti yang tertuang juga dalam firman Allah "Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri mukminin, "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal dan tidak mudah diganggu (QS 33:59). 

Dengan melihat uraian diatas jadi jilbab bukanlah kerudung, melainkan jilbab adalah baju jubah atau pakaian longgar bagi perempuan yang menutupi seluruh anggota tubuh atau aurat perempuan. Karena itu, anggapan bahwa jilbab sama dengan kerudung merupakan sesuatu yang salah kaprah yg seharusnya diluruskan. Banyak perempuan muslim yang mengaku sudah berjilbab, padahal dia hanya berkerudung karena menutup kepalanya saja sedangkan bagian lainnya terbuka atau meskipun tertutup tetapi sangat menonjolkan bagian tubuh dengan berpakaian ketat.
  Lalu apa yang dimaksud dengan hijab? Meskipun bermakna lebih umum dalam praktek sehari-hari, hijab tak jauh berbeda dengan jilbab. Saat ini kata hijab lebih trend digunakan untuk memaknai pakaian wanita yang sudah memenuhi syariat islam. Dikenal dengan istilah Hijab Syari’i. Sayangnya baik jilbab maupun hijab masih dipahami secara sempit seperti kerudung. Hingga berbagai mode pun bermunculan hanya sebagai kain penutup rambut wanita dan sebagian tidak mengikuti syariat. Misalnya leher dibiarkan terbuka atau bagian dada tidak tertutup jilbab sedangkan pakaiannya terlihat ketat menerawang hingga mengikuti lekuk tubuh wanita. 

Mode busana ini sudah diingatkan oleh Rasulullah SAW karena wanita yang mengenakannya akan menjadi penghuni neraka. “Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” (HR. Muslim no. 2128).

An Nawawi dalam Syarh Muslim, menjelaskan bahwa terdapat beberapa makna mengenai para wanita yang berpakaian tapi telanjang pada hadist di atas, diantaranya :
Makna pertama: wanita yang mendapat nikmat Allah, namun enggan bersyukur kepada-Nya.
Makna kedua: wanita yang mengenakan pakaian, namun kosong dari amalan kebaikan dan tidak mau mengutamakan akhiratnya serta enggan melakukan ketaatan kepada Allah.
Makna ketiga: wanita yang menyingkap sebagian anggota tubuhnya, sengaja menampakkan keindahan tubuhnya. Inilah yang dimaksud wanita yang berpakaian tetapi telanjang.
Makna keempat: wanita yang memakai pakaian tipis sehingga nampak bagian dalam tubuhnya. Wanita tersebut berpakaian, namun sebenarnya telanjang. (Syarh Muslim, 9/240).

Sumber : berbagai sumber


1 komentar: